Rabu, 16 September 2015

JUNKO


Hello semua! Nama saya Junko. Saya adalah mahasiswa S2 dari Oxford University, Inggris di jurusan perkembangan. Saya lagi penelitian tentang proses pemberangkatan untuk TKI ke luar negeri di desa Tracap, kecamatan Kaliwiro, kabupaten Wonosobo. Saya asli Hong Kong campuran dengan Jepang, tapi banyak orang bilang saya seperti orang Indonesia karena wajahku mirip dengan orang Indonesia! 



Waktu saya masih googling tentang isu-isu buruh migran, saya pernah nonton show Kick Andy di youtube tentang salah satu wanita hebat yang pernah menjadi korban trafficking. Ternyata wanita hebat itu adalah mbak Salas yang sekarang lagi ketua SBMI di Wonosobo. Itu alasan saya jauh-jauh dari Inggris sampai ke pusat SBMI di Wonosobo untuk riset satu bulan di kampung buruh migran.

Dulu, saya pernah penelitian di Kalimantan Barat untuk S1ku di University of Toronto, Kanada, sama mahasiswa UGM. Waktu itu, tempat risetku adalah di kampung yang tidak ada sinyal, listriknya sedikit dan harus mandi dan WC di sungai. Sebelum saya ke Wonosobo, saya sudah pamit sama keluarga dan teman-teman. “Maaf, aku gak ada sinyal di sana jadi selama bulan ini, gak bisa hubungi aku”. Saya sudah siap mental tapi setelah sampai ke desa Tracap, ternyata ada wifi dan air hangat di tempat mbak Salas! Saya cukup kaget. 

Banyak orang tanya saya, "kenapa kamu menarik tentang isu-isu buruh migran?” Itu karena di Hong Kong sekarang lagi banyak TKI yang kerja di sektor PRT. Setiap hari minggu, saya lihat mereka suka kumpul-kumpul di daerah Victoria Park. Waktu tahun 2013 ada juga kasus Erwiana yang menjadi kasus besar dalam masyarakat Hong Kong. Saya mulai heran, kenapa TKI di Hong Kong punya banyak masalah? Iya, saya fikir, kita bisa bilang itu karena majikan yang tidak baik. Tapi, tidak semua majkan begitu, ada yang baik juga. Fikiranku lanjut, mungkin ada masalah dalam proses dari awal? Itulah menjadi titik pangkal untuk penelitian ku. 

Setiap hari, orang-orang sini suka suruh saya makan dan nicip makanan khas Wonosobo. Itu buat saya susah untuk penelitian disini karena saya cuma makan dan tidur trus! Contoh… Pertama hari, saya sempat nicip cimplong sambil berdiskusi tentang SBMI dengan mbak Salas. Waktu malam, keluarga mbak Salas beli mie onglok dan sate buat saya. Mmm… Lezak kan? Enak sekali! Tapi saya harus mengaku, yang saya paling suka itu masakan mamanya mbak Salas. Ketika dia lagi di rumah, dia pasti lagi di belakang masak ikan bakar, ayam, tahu, tempe, sayur, jamur… Setelah satu bulan ini, mamaku pasti sudah tidak bisa mengenaliku karena saya sudah tambah gemuk! 



Selain menikmati makanan Indonesia, saya juga kesempatan wawancara sama berberapa mantan TKI dan sponsor di kecamatan Kaliwiro dan Wadaslintang. Saya juga pernah ke Wonosobo, wawancara sama staf dari Dinas Tenaga Kerja dan PJTKI. Kalau mbak Salas lagi ada acara di luar, dia pasti ajak saya ikut. Saya pernah ikut diskusi IMWU Belanda di perpustakaan Wonosobo tentang documentary mereka Dispereert Niet. Saya juga ikut ke Semarang untuk rapat BP3AKB dengan aktivis-aktivis dari Jawa Tengah. Mereka lagi sibuk nulis surat edaran ke guburnur Jawa Tengah. Setiap hari ketua SBMI Wonosobo sangat sibuk! 




Untuk yang fikir saya kerja trus tanpa istirahat, jangan khawatir. Saya pernah dibawa anggota SBMI di Wadaslintang, mbak Mun, main kemana-mana. Dia bawa saya main ke waduk dan lubang sewu. Kami juga naik perahu bersama-sama dengan suami dan anaknya. Habis itu, kami ke pemandian panas, mandi di pemandian nomor 2. Panas sekali! 


Waktu di desa Tracap, saya juga ikut upacara dan karnaval untuk hari merdeka Indonesia. Untuk karnaval, saya menjadi petani. Siapa tahu waktu itu, ternyata RT 11 yang saya ikut menang!  




Dengan hari-hari yang sangat penuh, waktu lewatnya cepat. Satu bulan rasa cuma sebentar, tapi masih bisa belajar banyak tentang proses pemberangkatan untuk TKI yang ke luar negeri. Ternyata yang di aturan dan teori sangat jauh dengan yang di lapangan. Misalnya padahal ada TKI yang lewat jalur resmi dan punya paspor, kebanyakan lewat calo untuk urus dokumen-dokumen. Ada yang usia atau alamatnya dipalsukan. 

Untuk thesisku, saya mau tanya kalau polis pemerintah untuk melindungi TKI oleh aturan dan dokumen, mereka akan bikin lebih banyak kesempatan untuk eksploitasi dan penipuan. 99% TKI memilih keputusan untuk pake calo karena mereka kurang tau bagaimana ikut peraturan dan bikin dokumen. Kalau pemerintah mau melindungi TKI, mungkin mereka harus mulai dari bawa, dari pendidikan TKI, biar mereka tahu sendiri bagaimana menjadi TKI mandiri. 

Terimakasih pada keluarga SBMI Wonosobo untuk satu buluan ini. Saya akan selalu ingat kenangan-kenanganku di kampung buruh migran. Sampai ketemu lagi, kawan. 

Add caption